Breaking News

Geliat Budaya Literasi


Membaca adalah Jendela Ilmu
Salah satu kata kunci dalam memperoleh ilmu pengetahuan adalah dengan membaca. Jika pustaka adalah gudang ilmu, maka membaca adalah kuncinya. Akan sia-sia saja perpustakaan yang beribu koleksi buku tanpa ada pengunjung dan pembacanya. Namun kenyataan sekarang perpustakaan sering sepi pengunjung dan buku-buku sudah banyak yang berdebu karena tidak tersentuh tangan pembacanya lagi.
Di era teknologi sekarang ini, buku sudah mulai tersingkirkan dengan adanya gawai / smartphone. Anak-anak, dewasa dan orangtua seakan tidak terpisahkan dengan teknologi ini. Dari bangun tidur sampai tidur lagi, sekarang hampir semua orang seakan tidak terpisahkan dengan benda yang satu ini. Jadi tidaklah heran bila tidak lagi banyak aktivitas membaca yang dilakukan oleh orang-orang. Berbeda dengan negara-negara maju yang menjadikan buku adalah aktivitas harian mereka.
Kita di Indonesia seakan tidak menyadari bahwa salah satu kunci memperoleh ilmu pengetahuan itu adalah dengan membaca, karena dengan membaca pemahaman dan wawasan kita akan bertambah. Kemampuan berpikir lebih mendalam dan terarah, serta bisa memahami situasi dengan bijak. Dengan membaca akan mengasaha kemampuan berbicara dan menulis. Jadi, seorang pembicara yang pintar dan penulis yang hebat pastilah mereka yang rajin dan gemar membaca.
Berdasarkan data Most Literred nation In the World, studi untuk mencari tahu seberapa tinggi minat baca negara-negara di dunia yang dilakukan oleh Central State university  (CCSU) pada Maret 2016, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara yang mepeunyai minat baca terrendah. Negara kita berada persis di bawah Thailand (urutan 59) dan di atas Bostwana (61). Hal ini tentu sangat memprihatinkan sekali bagi negara kita yang besar. Karena itulah pada tahun 2016, pemerintah menggalakkan program Gerakan Literasi Nasional (GLN). Yaitu suatu gerakan yang kembali membangkitkan minat dan gemar membaca pada masyarakat dan pelajar. Khususnya menumbuhkan minta baca pada anak-anak usai dini, dengan metode Gernas Baku (Gerakan Nasional Membaca Buku )
Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara menghitung dan memecahkan masalah. Pada tingkat keahlian tertentu, semua hal yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga literasi tidaklah bisa lepas dari kekmampuan berbahasa. Apa tujuan literasi ini, yaitu untuk menambah perbendaharaan kata (kosa kata) seseorang, mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk kegiatan membaca dan menulis. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam merangkai kata yang bermakna dan menuliskanya kembali dengan baik.
Kenapa literasi itu penting untuk bangsa ini? Karena dengan literasi bisa meningkatkan prestasi generasi muda dalam mencapai kesuksesannya. Dalam sejarah peradaban islam, kita bisa melihat bagaimana tradisi literasi islam telah melahirkan tulisan-tulisan para pemikir dan ulama islam yang sudah berumur ratusan tahun  dan sampai sekarang masih eksis dan dipakai di lemabag-lembaga pendidikan islam dunia.
Tulisan merupakan jejak rekam  dan bukti sejarah peradaban manusia yang berupa peristiwa, pengalaman, pengetahuan, pemikiran, dan ilmu pengetahuan. Tulisan dapat menembus dan menelusuri lorong ruang dan waktu di masa lampau. Jika saja di zaman ini tidak ada lagi tulisan atau orang yang menulis, niscaya kita akan kembali ke zaman pra-sejarah. Faktanay di zaman sekarang bisa dikatakan sebagai peradaban tulisan atau peradaban teks. Terbukti banjirnya informasi yang kita terima setiap hari dari berbagai media catak maupun elektronik sebagian besar berbentuk teks atau tulisan, singkat kata , tulisan telah mengisi seluruh ruang kehidupan manusai modern di era milenial seperti saat ini.
Sudah seharusnyalah kita mendudukung program pemerintah dalam menggeliatakan kembali kegemaran dan minat baca masyarakat. Salah satu nya dengan mendirikan pojok-pojok baca dan taman baca di lingkungan masyarakat. Seharusnya  pemerintah tidak saja menyediakan area bebas wi-fi saja, hendaknya juga pemerintah menyediakan tempat dan pojok baca di area-area yang banyak dikunjungi masyarakat umum. Jadi selagi di tempat umum akan banyak juga anak-anak dan masyarakat yang membaca buku yang memang ada di man-mana.


2 komentar: