Breaking News

Langkah Nyata SMPN 2 Bukittinggi Menuju Adiwiyata Nasional

Laporan : Dilla, S.Pd. 

SMPN 2 Bukittinggi 
Menuju Adiwiyata Nasional

 

Hari Rabu pagi, 21 Mei 2025, aula SMP Negeri 2 Bukittinggi tampak lebih ramai dari biasanya. Seluruh majelis guru berkumpul, duduk rapi dalam suasana penuh semangat. Di panggung depan, tampak Kepala Sekolah, Ibu Irdasmayeti, S.Pd, membuka kegiatan dengan senyum hangat dan nada suara yang penuh motivasi. Hari itu bukanlah hari biasa — hari itu adalah awal dari langkah besar sekolah ini menuju Sekolah Adiwiyata tingkat nasional.

Tahun lalu, SMPN 2 berhasil menyabet predikat Sekolah Adiwiyata tingkat provinsi. Kini, mereka bersiap menantang diri untuk naik ke panggung yang lebih tinggi. “Tahun lalu kita sudah berada di tingkat provinsi. Tahun ini, insya Allah, kita bisa melaju ke tingkat nasional. Saya percaya, dengan semangat bersama, kita bisa mewujudkannya,” ujar Ibu Irdasmayeti dalam sambutannya.

Tak hanya dipandu oleh semangat internal, kegiatan hari itu juga didampingi langsung oleh tim dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bukittinggi. Mereka hadir sebagai mitra teknis yang memberi arahan dan supervisi terhadap persiapan dokumen dan kegiatan lapangan yang akan dinilai nantinya.

Untuk memudahkan kerja dan menyesuaikan dengan indikator penilaian nasional, para guru dibagi ke dalam tujuh tim kerja. Setiap tim bertugas mengelola satu bagian penting dari indikator Adiwiyata.

Tim pertama menangani kebersihan sekolah, fungsi sanitasi, dan sistem drainase — area yang mencerminkan kondisi fisik sekolah yang bersih dan sehat. Tim kedua mengurusi pengelolaan sampah dengan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle), termasuk pengolahan kompos dan pengurangan limbah plastik.

Sementara itu, tim ketiga fokus pada penghijauan: penanaman dan perawatan pohon serta tanaman hias yang mempercantik lingkungan sekolah. Tim keempat bekerja pada konservasi air dan energi serta pemberdayaan Kader Adiwiyata, siswa-siswa pilihan yang akan menjadi agen perubahan lingkungan di dalam dan luar sekolah.



Tim kelima menyusun program PRLH (Perilaku Ramah ingkungan Hidup) yang melibatkan masyarakat sekitar, mengajak warga untuk turut peduli terhadap lingkungan, tak hanya di dalam pagar sekolah. Lalu, tim keenam mengelola kerja sama dengan pihak luar melalui MOU, publikasi kampanye lingkungan, serta inovasi sekolah dalam penerapan nilai-nilai hijau.

Terakhir, tim ketujuh mengelola perencanaan, pemantauan, dan evaluasi gerakan PBLHS (Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah) — bagian penting yang menunjukkan bahwa seluruh kegiatan ini bukan sekadar proyek, tetapi bagian dari budaya sekolah.

Bahan ini ebih dari sekadar memenuhi indikator, semangat Adiwiyata di SMPN 2 Bukittinggi sudah menjadi denyut dalam kegiatan belajar-mengajar. Program ini membawa perubahan nyata dalam pola pikir warga sekolah, dari yang semula hanya fokus akademik menjadi lebih holistik — peduli pada lingkungan, tanggap terhadap sampah, hemat energi, dan menghargai alam.

Tujuan besar dari Adiwiyata adalah menjadikan sekolah sebagai tempat yang tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga menanamkan nilai cinta lingkungan secara nyata. Di SMPN 2, ini bukan lagi teori di buku, tapi praktik dalam kehidupan sehari-hari: membawa tumbler, memilah sampah, menanam pohon, hingga mengajak orang tua murid ikut serta.

Dengan semangat gotong royong yang kuat, sinergi dengan DLH, dan dukungan penuh dari kepemimpinan sekolah, SMPN 2 Bukittinggi kini berada di jalur yang jelas menuju penghargaan Adiwiyata Nasional. Namun, lebih dari penghargaan itu sendiri, harapan terbesar mereka adalah menanamkan warisan hijau bagi generasi muda — generasi yang tak hanya cerdas, tapi juga peduli dan bertanggung jawab terhadap bumi yang dititipkan.





 


Tidak ada komentar