Ibu, Tempatku Merenda Badai
Tempat Merenda Badai
Oleh Dilla, S.Pd.
ibu, kaulah bait pertama dalam doa
kau naskah purba yang ditulis tangan Tuhan dengan tinta air mata
kau telan sunyi demi gaduh tawaku, kau jahit lukka dengan benang doa yang bisu
dadamu adalah dermaga teduh, tempat bersandar ketika samudra mulai angkuh
kau bukan bukan sekadar darah, namun arah tempat kembali menemukan titik cerah
lenganmu adalah dermaga tempat merenda badai,
teduh matamu adalah surga yang tertinggal
kau tenun sabar dalam setiap babak cerita yang kuperankan
rambutmu adalah garis waktu, perlahan memutih
terus menuntunku dalam licinnya jalan yang kaku
di nadimu mengalir restu, pintu langit yang selalu terbuka tanpa kuketuk pintu
ibu, kau adalah surga yang Tuhan titipkan padaku
sebab aromanya sudah bertahta di kaki Yang lelah menjaga langkahku.
selamat hari ibu, wahai rumah yang tak pernah menutup pintu
Bukittinggi, 22 Desember 2025
Tidak ada komentar