Pendidikan di Tengah Wabah
Pada
perang dunia ke-2 ketika bom atom menghancurkan Nagasaki dan Hirosima, Kaisar
Hirohito di Jepang bergegas mengumpulkan para jendral yang selamat. Pertanyaan
pertamanya adalah “Berapa jumlah guru yang tersisa?” dia menyuruh mengumpulkan
para guru yang selamat. Begitu besarnya peran dan fungsi guru bagi seorang
pemimpin, menyiratkan bagaimana pentingnya dunia pendidikan sebagai salah satu
sektor yang menjadi perhatian bagi keberlangsungan suatu bangsa. Terlepas dari
apa dan bagaimana kondisi serta keadaan
yang dihadapai oleh bangsa, pemerintah sebagai garda terdepan tetap harus menunjukkan
komitmen yang tinggi kepada sektor
pendidikan sebagai kunci kemajuan bangsa.
Demikian
juga yang terjadi di negara kita saat ini. Sejak pandemi covid-19 menyapa
hampir semua negara di dunia, otomatis berbagai sektor yang menunjang kehidupan
manusia menjadi lumpuh. Semua pelayanan kemasyarakatan dan proses industri
besar maupun kecil menjadi terhenti. Tidak terkecuali dengan sektor pendidikan,
semua sekolah dari TK, sampai Perguruan Tinggi harus melakukan pembelajaran
daring dan luring dari rumah masing-masing. Pemerintah memberlakukan PSBB
(Pembetasan Sosial Berskala Besar) dan Lockdown
untuk membatasi penyebaran virus
yang tak kasat mata ini.
Bagaimana
dengan dunia pendidikan? Di mana–mana kita dengar jeritan guru, masyarakat dan
orang tua dengan berbagai polemik pembelajaran daring dan luring ini. Mulai
dari pemberian tugas dengan menggunakan kuota internet yang tidak sedikit. Anak-anak
yang susah di atur, gawai android tidak ada, dan sinyal internet yang
bermasalah ketika pembelajaran daring harus dilakukan. Walau bagaimanapun
pembelajaran harus tetap berjalan
meskipun itu dari rumah. Pendidikan tidak boleh terhenti hanya karena wabah,
ilmu harus tetap digali demi kemajuan suatu negeri. Karena kemajuan suatu
bangsa terletak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) nya, yang berkaitan
erat dengan dunia pendidikan.
Pemerintah sebagai ujung tombak pengatur dan
pelaksana pembangunan dan juga pembiayaan di berbagai sektor pelayanan, tidak
lepas tangan dengan keadaan dan situasi ini. Pendidikan tetap menjadi fokus
utama pemerintah di tahun 2020 ini, dengan alokasi 20% atau berkisar Rp. 152,69
triliun dari APBN. Hal ini ditujukan untuk dapat meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia, karena kita masih menduduki peringkat ke-62 di dunia.
Dalam arti kata, tingkat pendidikan kita di Indoneisa masih berada di dalam
kulivikasi rendah. Oleh karena itulah selama sepuluh tahun terakhir pemerintah
menganggarkan biaya pendidikan 20% untuk pembangunan infrastruktur di dunia
pendidikan. Bisa dilihat dari diagram berikut!
APBN
tahun anggaran 2020 ini berjumlah sekitar 508,1 triliun. Meningkat dari tahun
sebelumnya yang sebesar 478,4 triliun. Jadi anggaran dana pendidikan adalah
keseluruhan pembiayaan dan pengeluaran yang berupa sumber daya (Input) baik
berupa barang maupun berupa uang yang ditujukan untuk menunjang kegiatan proses
belajar mengajar. Apa saja sasaran pembiayaan dalam anggaran pendidikan ini,
mulai dari riset oleh LPDP, beasiswa S2/S3 LPDP, KIP kuliah, Kartu Indonesia
Pintar, BOP PAUD berupa DAK non fisik, Bantuan Operasional Sekolah (BOS),
sarpras PAUD berupa DAK fisik, bangunan/rehab ruang kelas, dan bangun/rehab
kampus. Belum lagi anggaran sertifikasi guru yang tetap dibayarkan oleh
pemerintah.
Begitu
besarnya perhatian pemerintah untuk dunia pendidikan, sudah seharusnya
diapresiasi oleh semua pihak. Berbagai pos anggaran tidak dipotong dalam masa
pandemi ini, semua disalurkan untuk pembiayaan
dan pendanaan proses pendidikan, baik dari segi sarana dan prasarana,
maupun fasilitas pendidikan itu sendiri. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang bergerak dalam dunia
pendidikan, kebutuhan oprerasional sekolah, siswa, guru dan pembiayaan
peningkatan komponen pendidikan yang ada di lembaga ini. Dengan anggaran khusus
yang diberikan kepada sektor ini diharapkan bisa mengejar ketertinggalan kita
dari Negara lain. Maju tidaknya suatu bangsa tergantung maju atau tidaknya
pendidikan di negara tersebut.
Di
masa pandemi covid-19 ini, banyak anggaran yang harus dialihkan dan dipakai
untuk mengatasi krisis ini. Di mana-mana masyarakat menjerit karena tidak bisa
bekerja dan menghasilkan, otomatis pemerintah mengambil alih untuk memberikan
bantuan langsung tunai (BLT) untuk meringankan beban masyarakat. Pemerintah
harus mengorbankan berbagai anggaran dari beberapa sektor untuk mengatasi
masalah ini, namun tidak untuk sektor pendidikan. Ternyata pembiayaan
pendidikan tidak diganggu atau dikurangi. Kemenkeu (Kementrian Keuangan)
menjelaskan, “Di masa pandemi covid–19 ini pembiayaan pendidikan tidak akan
diganggu ataupun dikurangi. Bagaimana caranya yaitu melalui dana abadi dan akumulasi
dana abadi pendidikan.” Ujar Kemenkeu
(14/04/2020). Hal ini diatur melalui perpu nomor 1 tahun 2020.
Dunia
pendidikan sebagai fondasi pembangunan sumber daya manusia (SDM) setiap bangsa,
harus mendapat perhatian khusus dalam menjalankan programnya. Staf khusus
Mentri Keuangan Yustinus Prastowo juga menjelaskan, bahwa saat ini anggaran pendidikan
sekitar Rp 508 triliun secara khusus tidak dipangkas. Padahal, semua kementrian
anggarannya terkena pemotongan untuk penanganan covid-19 ini. Kemenkeu sebagai
lembaga resmi yang mengatur tentang keuangan dan belanja negara, sudah
melakukan pengelolaan dan penyaluran anggaran pendidikan yang lebih efektif dan
efisien dalam penyaluran dananya. Dengan ini diharapkan sekolah bisa lebih
leluasa dalam hal pendanaan dan pembiayaan operasional sekolah
Apa tujuan dari pembiayaan pendidikan? Sebagai hasil akhir untuk mutu pendidikan yang terjaga. Dengan kata lain, pembiayaan pendidikan adalah upaya pengumpulan dana untuk membiayai operasional dan pengembangan pendidikan, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sehingga mampu bekerjasama dilingkup lokal, regional, nasional, maupun internasional. Begitu besarnya peran APBN bagi dunia pendidikan, melalui Kemenkeu pemerintah terus mengupayakan dan mendukung dunia pendidikan dan melindunginya dari dampak pandemi. Berbagai usaha dilakukan agar tidak ada pemotongan dalam sector pendidikan ini. Bagaimanapun wabah memburu saat ini, pendidikan tetap harus melaju.
👍👍👌🥰
BalasHapusMantap Zah Dil
BalasHapus