TANYA JAWAB SOAL LATIHAN OGN 2022 KOMPETENSI PEDAGOGIK
KOMPETENSI PEDAGOGIK I : PEMAHAMAN
PESERTA DIDIK SECARA MENDALAM: PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA
DIDIK, PRINSIP-PRINSIP KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK, DAN BEKAL AJAR AWAL PESERTA
DIDIK.
1. Apakah
yang dimaksud dengan kognitif?
Jawab: Kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh
ahli psikologi untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan
persepsi, pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang
memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau
semua proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan
lingkungannya. (Desmita, 2009)
2. Ada
berapa tahapkah perkembangan kognitif menurut Piaget? Jelaskan secara singkat!
Jawab : Ada empat tahap perkembangan kognitif siswa menurut Piaget,
yaitu:
1. Tahap sensori motor (0–2 tahun)
Pada tahap sensori motor (0-2 tahun)
seorang anak akan belajar untuk menggunakan dan mengatur kegiatan fIsik dan
mental menjadi rangkaian perbuatan yang bermakna. Pada tahap ini, pemahaman
anak sangat bergantung pada kegiatan (gerakan) tubuh dan alat-alat indera
mereka.
2. Tahap pra-operasional (2–7 tahun)
Pada tahap pra-operasional (2-7
tahun), seorang anak masih sangat dipengaruhi oleh hal-hal khusus yang didapat
dari pengalaman menggunakan indera, sehingga ia belum mampu untuk melihat
hubungan-hubungan dan menyimpulkan sesuatu secara konsisten
3. Tahap operasional konkret (7–11 tahun)
Pada tahap Operasional konkret (7-11
tahun), umumnya anak sedang menempuh pendidikan di sekolah dasar. Di tahap ini,
seorang anak dapat membuat kesimpulan dari suatu situasi nyata atau \dengan
menggunakan benda konkret, dan mampu mempertimbangkan dua aspek dari suatu
situasi nyata secara bersamasama (misalnya, antara bentuk dan ukuran).
4. Tahap operasional formal (lebih dari 11 tahun)
Pada
tahap operasional formal (lebih dari 11 tahun), kegiatan kognitif seseorang
tidak mesti menggunakan benda nyata. Tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam
perkembangan kognitif.
3. Ada
berapa tahapkah perkembangan moral menurut Teori Kohlberg? Jelaskan secara
singkat!
Jawab: Ada tiga tahap perkembangan moral
menurut Teori Kohlberg, yaitu: Penalaran prakovensional, konvensional, dan
pascakonvensional.
a. Tingkat Satu: Penalaran
Prakonvesional
Penalaran
prakonvensional adalah tingkat yang paling rendah dalam teori perkembangan
moral Kohlberg. Pada tingkat ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi
nilai-nilai moral, penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan
hukuman ekternal.
Contoh
dalam dunia pendidikan: Peserta didik mau belajar kalau mendapatkan hadiah
uang.
b. Tingkat Dua: Penalaran Konvensional
Penalaran
konvensional adalah tingkat kedua atau tingkat menengah dari teori perkembangan
moral Kohlberg. Seorang menaati standar-standar (internal) tertentu, tetapi
mereka tidak mentaati standar-standar (internal) orang lain, seperti orangtua
atau masyarakat.
Contoh:
siswa di satu kesempatan mau belajar dengan tekun karena kesadaran sendiri
tetapi tidak mau menaati perintah orang tua yang mengharuskan belajar dari
pukul 19.00 sampai dengan pukul 21.00
c. Tahap Tiga: Penalaran
Pascakonvensional
Penalaran
pascakonvensional adalah tingkat tertinggi dari teori perkembangan moral
Kohlberg. Pada tingkat ini, moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak
didasarkan pada standar-standar orang lain. Seorang mengenal tindakan moral
alternatif, menjajaki
pilihan-pilihan,
dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode moral pribadi.
Contoh
: Anak dengan penuh kesadaran menaati tata tertib sekolah baik diawasi atau
tidak, ada sanksi atau tidak.
4. Apakah
yang dimaksud dengan bekal ajar awal siswa?
Jawab: Bekal ajar awal peserta didik dapat pula diartikan
kemampuan awal (entry behavior)
adalah
kemampuan yang yang telah diperoleh peserta didik sebelum dia memperoleh
kemampuan terminal tertentu yang baru. Kemampuan awal menunjukkan status
pengetahuan dan keterampilan peserta didik sekarang untuk menuju ke status yang
akan datang yang diinginkan guru agar tercapai oleh peserta didik. Dengan
kemampuan ini dapat ditentukan darimana pengajaran harus dimulai.
5. Apakah
yang dimaksud dengan kesulitan belajar siswa?
Jawab: Menurut Hamalik kesulitan belajar dapat diartikan sebagai
keadaan di mana peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Wood
(2007:33) menyatakan kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses
belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai
hasil belajar. Hambatan-hambatan tersebut diakibatkan oleh faktor yang berasal
dari dalam diri peserta didik maupun luar diri peserta didik.
6. Ada
berapa jeniskah kesulitan belajar siswa? Jelaskan secara singkat!
Jawab: ada empat jenis kesulitan/gangguan belajar dalam
perkembangan seorang anak, yaitu:
a. Kesulitan belajar akademis, meliputi kesulitan membaca, kesulitan menulis, dan
kesulitan berhitung.
b. Gangguan simbolik, yaitu ketidakmampuan anak untuk dapat memahami suatu
obyek sekalipun ia tidak memiliki kelainan pada organ tubuhnya.
c. Gangguan nonsimbolik, yaitu ketidakmampuan anak untuk memahami isi pelajaran
karena ia mengalami kesulitan untuk mengulang kembali apa yang telah
dipelajarinya.
d. Ganguan sosial-emosional, yaitu gangguan yang berasal dari lingkungan dan emosi
dalam diri anak.
7. Apa sajakah faktor penyebab
kesulitan belajar siswa ?
Jawab: Penyebab kesulitan belajar antara lain sebagai berikut.
a.
Faktor intelektual, yaitu inteligensi yang rendah dan terbatas;
b.
Faktor kondisi fisik dan kesehatan, termasuk kondisi kelainan, seperti
kurangnya gizi pada ibu hamil, bayi dan anak, kerusakan susunan dan fungsi
otak, dan penyakit persalinan;
c.
Faktor sosial,seperti pengaruh teman bermain, pergaulan dan lingkungan sekitar;
d.
Faktor keluarga, seperti keadaan keluarga yang tidak baik dan kurangnya
dukungan belajar dari orang tua.
8. Bagaimanakah cara mengatasi kesulitan
belajar siswa ?
Jawab: Cara mengatasi mengatasi kesulitan belajar adalah sebagai
berikut.
a.
pengaturan tempat duduk siswa
Anak
yang mengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan hendaknya mengambil posisi
tempat duduk bagian depan.
b.
mengatasi gangguan kesehatan
Anak
yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya diistirahatkan di rumah dengan
tetap memberinya bahan pelajaran dan dibimbing oleh orang tua dan keluarga
lainnya.
c.
Program remedial
Siswa
yang gagal mencapai tujuan pembelajaran akibat gangguan internal, perlu
ditolong dengan melaksanakan program remedial.
d.
Bantuan media dan alat peraga
Penggunaan
alat peraga pelajaran dan media belajar kiranya cukup membantu siswa yang mengalami kesulitan menerima materi pelajaran. Misalnya, karena materi
pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit dipahami siswa.
e.
Suasana belajar menyenangkan
Suasana
belajar yang nyaman dan menggembirakan akan membantu siswa yang mengalami hambatan dalam menerima materi pelajaran.
TANYA JAWAB SOAL LATIHAN OGN 2022 KOMPETENSI PEDAGOGIK II
PEMAHAMAN
LANDASAN PENDIDIKAN, TEORI BELAJAR, DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Apakah
yang dimaksud dengan kurikulum?
Jawab: Kurikulum adalah suatu rencana pendidikan, yang memberikan
pedoman tentang jenis, lingkup, urutan isi, serta proses pendidikan. Dengan
program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga terjadi
perubahan dan perkembangan tingkah laku pada dirinya. Kurikulum sebagai rencana
pembelajaran juga diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
2. Apa sajakah fungsi kurikulum?
Jelaskan secara singkat!
Jawab : Fungsi kurikulum adalah sebagai berikut.
a. Fungsi penyesuaian
Kurikulum
mengarahkan peserta didik agar memilki sifat untuk mampu menyesuaikan dengan
lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial.
b. Fungsi pengintegrasian
Kurikulum
untuk mendidik peserta didik agar memilki pribadi yang integral. Siswa pada
dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat.
c. Fungsi perbedaan
Kurikulum
untuk memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu peserta didik.
d. Fungsi persiapan
Kurikulum
untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut
untuk suatu jangkauan yang lebih jauh, baik dalam memasuki pendidikan yang lebih
tinggi ataupun dalam memasuki kehidupan dalam masyarakat.
e. Fungsi pemilihan
Kurikulum
memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam memilih program-program
belajar sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
f. Fungsi diagnostik
Kurikulum
membantu dan mengarahkan peserta didik untuk dapat memahami kemampuan dan
potensi yang ada dalam dirinya.
3. Apa sajakah prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum? Jelaskan secara singkat!
Jawab: prinsip-prinsip pengembangan kurikulum adalah sebagai
berikut.
a.
Ilmiah
Keseluruhan
materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam kurikulum harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b.
Konsisten
Adanya
hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, serta teknik dan instrumen
penilaian.
c.
Relevan
Pengembangan
kurikulum harus memiliki kesesuaian di antara komponen-komponennya, seperti
tujuan, bahan, strategi, dan evaluasi. Pengembangan kurikulum juga harus
relevan dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi, potensi peserta didik,
serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
d.
Ketercukupan
Cakupan
indikator, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
e.
Menyeluruh
Komponen
silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, baik pengetahuan, sikap, maupun
praktik (psikomotor).
f.
Fleksibel
Pengembangan
kurikulum harus bersifat luwes dalam pelaksanaannya; memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian dengan perkembangan zaman.
g.
Aktual dan Kontekstual
Cakupan
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
memerhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan
nyata, dan peristiwa yang terjadi.
h.
Kontinuitas, pengembangan kurikulum harus memerhatikan kesinambungan, antara
tingkat kelas, antara jenjang pendidikan, maupun kontribusi dengan jenis
pekerjaan.
4. Bagaimanakah pandangan belajar
menurut teori behaviorisme?
Jawab: Teori belajar tingkah laku (behaviorisme) memandang belajar
sebagai hasil dari pembentukan hubungan antara rangsangan dari luar (stimulus)
seperti ‘2 + 2’ dan balasan dari siswa (response) seperti ‘4’ yang dapat
diamati. Semakin sering hubungan (bond) antara rangsangan dan balasan terjadi,
maka akan semakin kuatlah hubungan keduanya (law of exercise). Teori belajar
tingkah laku ini menekankan adanya ganjaran (reward) atau penguatan
(reinforcement). Semakin banyak ganjaran yang diberikan maka respon yang
diharapkan dari siswa akan lebih baik. Selain itu, jika respon siswa di luar
yang diinginkan maka diperlukan adanya konsekuensi hukuman (punishment) sebagai
stimulus agar respon yang muncul berbeda dengan respon yang sudah ada atau,
dengan kata lain, agar perilaku siswa sesuai yang diinginkan.
5. Bagaimanakah teori belajar
kognitif menurut Piaget?
Jawab: Menurut Piaget, struktur kognitif atau skemata (schema) adalah
suatu organisasi mental tingkat tinggi yang terbentuk pada saat orang itu
berinterkasi dengan lingkungannya. Dua proses yang sangat penting adalah
asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah suatu proses di mana suatu informasi
atau pengalaman baru dapat disesuaikan dengan kerangka kognitif yang sudah ada
di benak siswa; sedangkan akomodasi adalah suatu proses perubahan atau
pengembangan kerangka kognitif yang sudah ada di benak siswa agar sesuai dengan
pengalaman yang baru dialami.
6. Bagaimanakah teori belajar
bermakna menurut David P. Ausubel ?
Jawab: Teori belajar Ausubel menitikberatkan pada bagaimana
seseorang memperoleh pengetahuannya. Menurut Ausubel terdapat 2 jenis belajar
yaitu belajar hafalan (rote-learning) dan belajar bermakna (meaningfullearning).
Jika seorang siswa berkeinginan untuk mengingat sesuatu tanpa mengaitkan hal
yang satu dengan hal yang lain maka baik proses maupun hasil pembelajarannya
dapat dinyatakan sebagai hafalan (rote) dan tidak akan bermakna (meaningless)
sama sekali baginya. Pembelajaran yang mengacu pada ‘belajar bermakna’ atau
‘meaningful-learning’ adalah pembelajaran di mana pengetahuan atau pengalaman
baru yang akan dipelajari siswa dapat terkait dengan pengetahuan lama yang
sudah dimiliki siswa.
7. Bagaimanakah teori belajar
presentasi menurut Bruner?
Jawab: Bruner memunculkan teori presentasi. Bruner membagi
penyajian proses pembelajaran dalam tiga tahap, yaitu tahap enaktif, ikonik,
dan simbolik. Pada tahap enaktif, para siswa dituntut untuk mempelajari pengetahuan
dengan menggunakan sesuatu yang “konkret” atau “nyata” yang berarti dapat
diamati dengan menggunakan panca indera. Tahap berikutnya adalah tahap ikonik,
dimana para siswa mempelajari suatu pengetahuan dalam bentuk gambar atau
diagram sebagai perwujudan dari kegiatan yang menggunakan benda konkret atau
nyata tadi. Tahap ketiga adalah tahap simbolik. Pada tahap simbolik para siswa
harus melewati suatu tahap dimana pengetahuan tersebut diwujudkan dalam bentuk
simbol-simbol abstrak. Dengan kata lain, siswa harus mengalami proses
berabstraksi. Berabstraksi terjadi pada saat seseorang menyadari adanya
kesamaan di atara perbedaan-perbedaan yang ada.
8. Bagaimanakah pandangan teori
belajar konstruktivisme?
Jawab: Bruner berpendapat bahwa belajar dengan penemuan adalah
belajar untuk menemukan (learning by discovery is learning to discover). Para
siswa dihadapkan dengan situasi di mana ia bebas untuk mengumpulkan data,
membuat dugaan (hipotesis), mencoba-coba (trial and error), mencari dan
menemukan keteraturan (pola), menggeneralisasi atau menyusun rumus beserta
bentuk umum, membuktikan benar tidaknya dugaannya itu.
9. Apakah perbedaan antara
pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran?
Jawab: Dalam Lampiran 3 Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 (233) pendekatan
dimaknai sebagai cara menyikapi/melihat (a way of viewing); strategi
dimaknai sebagai cara mencapai tujuan dengan sukses (a way of winning the game
atau a way of achieving of objectif); metode dimaknai sebagai cara
menangani sesuatu (a way of dealing). Sedangkan teknik dimaknai sebagai
cara memperlakukan sesuatu (a way creating something); dan model
dimaknai sebagai kerangka yang berisikan langkah-langkah/uruturutan
kegiatan/sintakmatik yang secara operasional perlu dilakukan oleh guru dan
siswa. Dalam referensi lain dijelaskan bahwa pendekatan adalah titik
tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran; metode adalah cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran; teknik
adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode
secara spesifk; dan model adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru (bungkus atau bingkai
dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran). Pendekatan
(approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam
pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered
approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered
approaches) yang digunakan dalam perancangan kurikulum dan pembelajaran saat
ini. Strategi pembelajaran merupakan perencanaan tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sedangkan metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal. Metode digunakan sebagai cara untuk melaksanakan dan
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dalam mengimplementasikan metode
pembelajaran, seorang pendidik perlu menetapkan teknik atau cara tertentu
agar proses pembelajaran berjaan efektif dan efsien, serta taktik atau gaya
individu dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu misalnya dalam
menggunakan ilustrasi atau menggunakan gaya bahasa atau idialek agar materi
pembelajaran mudah dipahami.
10. Apa sajakah kriteria
penyeleksian dan pemilihan materi pembelajaran? Jelaskan secara singkat!
Jawab: kriteria penyeleksian dan
pemilihan materi pembelajaran adalah sebagai berikut.
a.
Sahih (Valid)
Materi
yang akan dituangkan dalam pembelajaran benar-benar telah teruji kebenaran dan
kesahihannya.
b.
Tingkat Kepentingan (Significance)
Dalam
memilih materi perlu mempertimbangkan pertanyaan berikut:
1).
Bagaimana intensitas tingkat kepentingan materi tersebut sehingga harus
dipelajari?
2).
Apakah penting materi tersebut diajarkan pada siswa?
3).
Dimana letak kepentingan materi tersebut dan mengapa penting?
Dengan
demikian, materi yang dipilih untuk diajarkan tentunya memang yang benar-benar
diperlukan oleh siswa.
c.
Kebermanfaatan (utility)
Manfaat
harus dilihat dari semua sisi, baik secara akademis maupun nonakademis.
Bermanfaat secara akademis artinya guru harus yakin bahwa materi yang diajarkan
dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan
dikembangkan lebih lanjut pada jenjang pendidikan berikutnya. Bermanfaat secara
nonakademis maksudnya bahwa materi yang diajarkan dapat mengembangkan kecakapan
hidup (life skills) dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari
d.
Layak dipelajari (learnability)
Materinya
memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya (tidak
terlalu mudah, atau tidak terlalu sulit), maupun aspek kelayakannya terhadap
pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat.
e.
Menarik minat (interest)
Materi
yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi siswa untuk
mempelajarinya lebih lanjut. Setiap materi yang diberikan kepada siswa harus
mampu menumbuhkembangkan rasa ingin tahu sehingga memunculkan dorongan untuk
mengembangkan sendiri kemampuan mereka.
SOAL OGN 2022 JAWAB KOMPETENSI PEDAGOGIK III DAN V
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN YANG KONDUSIF DAN PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA
DIDIK
BAHAN PERSIAPAN OLIMPIADE GURU
NASIONAL 2022
1. Bagaimanakah
langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik? Berikan contoh!
Pembelajaran dengan pendekatan
saintifik dilaksanakan dengan lima langkah yang disingkat dengan 5M, yaitu
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi/mengasosiasi,
dan mengomunikasikan.
a. Mengamati
Kegiatan Belajarnya mengamati: melihat,
membaca, mendengar, menyimak (tanpa atau dengan alat).
2. Menanya
Kegiatan Belajarnya: Mengajukan
pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).
3. Mengumpulkan Informasi/ Eksperimen
Kegiatan Belajarnya: Melakukan
eksperimen, Membaca sumber lain selain buku teks, Mengamati objek/kejadian,
Aktivitas Wawancara dengan narasumber
4. Mengasosiasikan/ Mengolah
Kegiatan
Belajarnya
Mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun
hasil mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi
5. Mengkomunikasikan
Kegiatan Belajarnya : Menyampaikan
hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainnnya.
2. Apakah
yang dimaksud dengan model pembelajaran discovery learning? Jelaskan
langkah-langkah discovery learning dan buatlah contoh dalam perencanaan
pembelajaran
Model
Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam
bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Pelaksanaan
pembelajaran dengan model discovery learning meliputi 6 tahap, yaitu
a.
Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
b.
Problem statement (pernyataan/ identifikasi
masalah)
c.
Data collection (Pengumpulan Data).
d.
Data Processing (Pengolahan Data)
e.
Verification (Pembuktian)
f.
Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
3. Apakah yang dimaksud dengan model
pembelajaran Problem Based Learning (Pembelajaran berbasis masalah ) ? Jelaskan
langkah-langkah Problem Based Learning dan buatlah contoh dalam perencanaan
pembelajaran
Pembelajaran
berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan
masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam
kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja
dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world)
Tahapan-Tahapan
Model PBL
Fase 1:
Orientasi peserta didik kepada masalah.
Fase 2:
Mengorganisasikan peserta didik
Fase 3:
Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.
Fase 4:
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Fase 5:
Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
4. Apakah yang dimaksud dengan model
pembelajaran Project Based Learning (Pembelajaran berbasis proyek ) ? Jelaskan
langkah-langkah Project Based Learning dan buatlah contoh dalam perencanaan
pembelajaran
Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metode pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai
bentuk hasil belajar.
Pembelajaran
Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Langkah-langkah
Pembelajaran Berbasis Proyek
1.
Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question).
2.
Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
3.
Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
4.
Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project)
5. Menguji
Hasil (Assess the Outcome).
6.
Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Demikianlah contoh soal OGN untuk kategori Pedagogik. Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar