Jejak Ekonomi Kerakyatan
Bung
Hatta adalah salah seorang tokoh
proklamator Indonesia, pejuang
kemerdekaan. Beliau merupakan salah satu pemikir terhebat yang dimiliki bangsa ini. Tidak hanya
sebagai negarawan, Beliau juga merupakan tokoh ekonomi, termasuk pelopor
koperasi yang membuatnya dijuluki sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Banyak
keteladan yang bisa dicontoh dari sosok Bung Hatta. Banyak pemikiran Bung Hatta
yang sampai sekarang masih dipakai. Karya tulisnya menjadi rujukan bagi para
akademisi, Hatta adalah salah seorang tokoh nasional yang paling produktif
dalam menulis. Karena kegemarannya membaca, banyak menghasilkan tulisan dan
koleksi buku Beliau jumlahnya ribuan eksemplar, sekarang ini koleksi buku Hatta
bisa dibaca di pustaka yang dikelola oleh anaknya.
Salah satu keahlian Hatta adalah menulis artikel dan
buku di bidang ekonomi. Perhatian Hatta
terhadap ekonomi tidak lepas dari sosok ibunya yang berasal dari keluarga
pedagang di Bukittinggi. Bahkan mamak ‘Pamam’ Beliau juga pedagang sukses di
Jakarta. Sementara Gaek ‘kakek’ dari Hatta mempunyai ekspedisi untuk pengiriman
barang, dengan ini juga Hatta belajar bagaimana memanajemen sebuah usaha.
Karena melihat keseharian dari keluarganya jugalah yang akhirnya membuat Hatta
tertarik dengan bidang ini. Di Padang, Beliau mengenal pedaganga-pedagang yang
masuk anggota Serikat Oesaha dan aktif dalam Jong Sumatranen Bond sebagai
bendahara.
Keseriusan Hatta di bidang ekonomi dibuktikannya
dengan masuk ke Nederland Handelshogeschool, Roterdam, Belanda pada tahun
1921-1932. Di sana ia bergabung dengan Perhimpunan Indonesai dan lulus dalam
ujian ekonomi perdagangan pada tahun 1923. Seriusnya Hatta menggeluti
pendidikan di bidang ekonomi ini sebagai cita-citanya untuk membangun bangsa
Indonesia yang bermartabat. Hattalah yang mencanangkan dan memulai sistem
perekonomian yang berpihak kepada rakyat. Lebih dikenal dengan ekonomi
kerakyatan salah satunya dengan mendirikan koperasi.
Ekonomi Kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang
pelaksanaannya berdasarkan pada kepentingan serta kemakmuran rakyat. Ekonomi
ini mengatur, agar produksi penting yang menguasai hidup orang banyak harus
dikuasai oleh negara dan tidak jatuh ke tangan seseorang yang berkuasa sehingga
menyebabkan oligarki dan penindasan rakyat. Dalam ekonomi kerakyatan memegang
tiga prinsip dasar yang menjadi tolok ukur berjalannya ekonomi ini. Adapaun
tiga prinsip dasar itu adalah; 1. Pasal 33 ayat 1. “ Perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.” 2. Pasal 33 ayat 2,
“Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
negara.” 3. Pasal 33 ayat 3, “Kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
diperguanakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.”
Dari ketiga prinsip dasar tersebut, Hatta ingin
merealisasikan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Karena itu peran negara
dituntut sangat besar dalam sistem ekonomi ini. Dalam sistem ekonomi
kerakyatan, masyarakat dituntut untuk dapat berpartisipasi aktif pada kegiatan
ekonomi yang diselenggarakan negara. Sementara sebaliknya, sistem ini pun
menuntut pemerintah untuk mampu mewujudkan iklim dan suasana yang kondusif bagi
perkembangan dan pertumbuhan dunia usaha.
Sekarang ini sistem ekonomi kerakyatan masih di pakai
di negara kita, selain sibuk dengan tugas kenegaraan, Beliau juga aktif menulis
artikel tentang politik dan ekonomi. Dengan bernas Hatta menyampaikan buah
pikirannya tentang sistem perekonomian Indonesia yang harus berpihak kepada
rakyat. Bukan hanya pada pemerintah dan pemilik modal saja. Keseriusan Hatta di
bidang ini terus berlanjut bahkan saat dipenjara oleh Belanda di Glodok pun, ia
menghabiskan waktunya dengan menulis buku berjudul Krisis Ekonomi dan Kapitalisme.
Setelah menjabat sebagai Wakil Presiden Pertama
Indonesia, Hatta tetap aktif dengan pemikiran ekonomi kerakyatannya. Puncaknya
ketika Beliau berpidato pada 12 Juli 1951 dalam memperingati Hari Koperasi di
Indonesia. Lalu Beliau diangakat sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada Kongres
Koperasi di Bandung. Pemikirannya tentang koperasi tertuang dalam buku berjudul
Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971). Pada peringatan hari koperasi
pertama pada tahun 1952, Hatta menyebutkan bahwa dalam kenyataannya kemakmuran
rakyat tidak lahir berbarengan dengan kemerdekaan dan kedaulatan yang
didapatkan oleh Indonesia. Kemakmuran yang menjadi cita-cita koperasi tidak
lahir begitu saja, perlu diusahakan dan diselenggarakan dengan sungguh-sungguh.
Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia, memiliki
semangat yang tinggi untuk memajukan perekonomian Indonesia, dengan tetap
melihat situasi ekonomi Indonesai secara realistis. Menurutnya koperasi
memiliki peran utama untuk mengarahkan bagaimana perekonomian Indonesai
seharusnya berlangsung. Idealism koperasi didefinisikan olehnya sebagai usaha
bersama berdasar pada azas kekeluargaan. Di dalamnya, anggota-anggotanya saling
bekerja sama, nilai kekeluargaan dijunjung tinggi.
Sejatinya konsep usaha bersama juga bisa berlangsung
dalam perusahaan yang berorientasi kapitalis. Di dalamnya terdapat kerjasama
antara majikan dan pekerja. Namun dalam
hubungan relasional itu, menurut Hatta terdapat unsur paksaan. Di satu sisi
majikan memerlukan pekerja agar perusahaan beroperasi. Di sisi lain, pekerja
membutuhkan majikan yang memberinya upah. Dari sini jugalah akhirnya tercipta
kelas social yang berbeda antara majikan dan buruh atau pekerja. Di dalam
koperasi tidak dikenal adanya majikan dan buruh. Relasi antara pihak-pihak yang
terkait di dalamnya berdinamika dengan azas kekeluargaan.
Hatta menyatakan bahwa koperasi akan mendidik
seseorang untuk mampu menolong dirinya sendiri dan secara bersama-sama dengan
kehadiran anggota lain. Dalam koperasi juga diajarkan bagaimana orang untuk
berdemokrasi. Dan kunci dari demokrasi adalah toleransi. Koperasi harus terbuka dengan organisasi atau
lembaga di luar koperasi, karena itulah koperasi harus bisa bekerjasama dengan
lembaga lain yang bergerak dalam bidang social kemasyarakatan, pendidikan juga
kebudayaan. Satu lagi menurut Hatta munculnya relasi antara majikan dan buruh
harus dikikis habis
Saat ini sudah selayaknya kita sebagai generasi muda
bisa menerapkan prinsip-prinsip yang telah diajarkan oleh Bung Hatta. Banyak
keteladanan dan ajaran beliau yang seharusnya bisa kita jadikan teladan dalam
kehidupan sehari-hari. Koperasi dan ekonomi kerakyatan akan berjalan dengan
baik sesuai harapan jika setiap anggota dan semua kita menyadari apa arti
pentingya toleransi yang berazaskan kekeluargaan, dan kerakyatan.
Tidak ada komentar