Breaking News

Guru Pelukis dan Penulis Masa Depan

Dilla, S.Pd. Pemerhati Pendidikan dan Anak

 Guru itu adalah Seniman, Pelukis dan Penulis Masa Depan

            Guru adalah seorang profesional yang bertugas mendidik, mengajar, membimbing dan menjadi suri tauladan bagi anak didiknya. Namun dalam arti luas, siapa saja yang memberikan pengetahuan dan mengajarkan suatu ilmu adalah guru, walaupun di luar lingkungan lembaga pendidikan formal. Guru adalah seorang seniman, pelukis dan penulis bagi masa depan anak didiknya. Tidaklah salah adagium pembuka tulisan ini, bersama guru dan di bawah didikan gurulah mereka bisa berproses dan bisa melakukan inovasi dan kreativitas dalam pembelajaran yang dilakukan di lingkungan sekolah. Melalui bekal dan arahan serta penanaman karakter dari gurulah mereka bisa menjalani kehidupan yang lebih baik di masa depan mereka kelak.

            Berbicara tentang guru tidak bisa dilepaskan dari sosok seorang yang berilmu, berwawasan luas di bidang tertentu, berjasa mengantarkan orang lain kepada kebaikan, dan mencegah dari keburukan. Sebab hanya orang-orang yang berilmu, berwawasan luaslah yang menginginkan kemuliaan di sisi Allah swt. Sebagai agama yang mulia, Islam mendorong sekali umatnya menjadi seorang pendidik yang berilmu, menyuruh kepada kebaikan, mencegah dari keburukan. Bahkan, mereka digolongkan sebagai orang-orang beruntung, baik di dunia maupun di akhirat.

            Kenapa guru disebut juga profesi yang mulia? Karena guru adalah orang yang memiliki ilmu dan menyebarkannya kepada oarng lain, atau siswanya. Maka keunggulan orang berilmu akan dimintakan ampunan oleh semua yang ada di langit dan bumi. Siapa penduduk langit? Ya malaikat. Kalau penduduk langit saja sudah memuliakan guru apalah lagi penduduk bumi. Hal ini juga terdapat dalam hadist “Siapa saja yang dikehendaki Allah menjadi oarng baik, maka ia mulai diberi pemahaman dalam urusan agama (ilmu).”

            Sebagai orang yang merintis dan mengajak kepada kebaikan, guru dan orang yang berilmu berhak mendapat balasan sebagaimana yang digambarkan dalam sabda Rasulullah saw, “Siapa saja yang menempuh jalan kebaikan, maka dia mendapat pahalanya, sekaligus pahala orang yang turut mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun,” (HR.Ibnu Abi Syaiban). Selain itu, orang yang berilmu dan mengajarkan ilmunya juga mendapat perlakuan istimewa dibanding yang lain. Salah satunya adalah masuk  surga tanpa dihisab. Hadist juga mengatakan bahwa pada hari kiamat, tinta orang-orang yang berilmu ditimbang dengan darah para syuhada.

       


    

Kenapa Menjadi Guru? “Karena di setiap butir keringat guru ada kristal cemerlang pahala penyala masa depan bangsa kata Anis Baswedan mantan mentri pendidikan Indonesia. Ketika ditanya kepada anak-anak, “Kamu mau jadi apa ketika besar nanti?” hampir semua menjawab, Ingin menjadi dokter, jadi pengacara, jadi pengusaha, dan berderet profesi hebat di kepala mereka, dan hanya dihitung jari yang ingin menjadi guru. Bahkan di spanduk di tepi jalanpun pernah diihat kalimat. Kalua mau menjadi pengumpul uang jadilah pengusaha! Kalau mengumpulkan amal kebajikan jadilah guru!´Yah, kalau ingin kaya jangan menjadi guru, jadilah pengusaha. Menjadi guru tidak akan bisa kaya, karena gaji guru masih rata-rata dibandingkan dengan profesi profesional lainnya yang bisa sampai belasan juta. Namun untuk menjadi guru tidak hanya bisa diukur dari uang yang diterima, karena menjadi guru adalah sebuah pilihan yang mulia.

Kenapa menjadi guru? Karena terpaksa, karena tidak ada lagi pekerjaan lain, karena coba-coba ikut tes dan lulus, sertas segudang alasan lain, orang menjadi guru. Sangat banyak mereka yang secara tidak sengaja menjadi guru, seperti alasan di atas. Mereka terpaksa menjadi guru karena tidak ada lagi pilihan. Namun kenyataan berkata sebaliknya, walaupun tidak sengaja menjadi guru, karena menyelami secara langsung kehidupan guru sehingga tidak sedikit dari mereka yang jatuh cinta dengan profesi ini. Kalau niat ingin kaya jangan menjadi guru. Karena guru adalah sebuah profesi yang tidak tinngi bayarannya dibanding profesi lainnya, namun menjadi guru adalah sesuatu yang tiada duanya jika dijalani dengan hati. Karena mata hati guru yang sucilah yang bisa mengubah dan mengarahkan kehidupan individu untuk menjalani masa depan yang cemerlang.

Tidak semua orang bisa menjadi guru, dan tidak semua orang juga sanggup berdiri di depan puluhan mata yang menanti di ruang kelas setiap hari, dengan penuh harap. Menjadi guru adalah ladang amal karena memberikan ilmu yang bermanfaat bagi banyak orang. Bukankah dalam agama kitapun dikatakan salah satu amal yang akan dibawa ke akhirat adalah ilmu yang bermanfaat, bukankah dengan menjadi guru satu kaki kita sudah ada di pintu surga? Tergantung amalan kita yang akan mengangkat kaki itu masuk keduanya ke surga atau ke neraka. Jadi para guru bersyukurlah dan berbanggalah kita yang bisa diamanahkan untuk menjalani profesi ini. Bekerjalah dengan hati dan tulus ikhlas untuk kebaikan siswa kita semua.

Menjadi guru adalah ladang amal tersbesar, jika dilakukan dengan ikhlas. Karena hanya seorang gurulah yang bisa mengubah dan mengarahkan karakter seorang siswa. Guru yang pedulilah yang dengan spontan menegur siswa yang berbuat salah dan berlaku curang. Guru adalah orangtua kedua bagi siswa, semua perkataan guru akan selalu di dengar oleh siswanya, bahkan di kepala siswa mereka lebih takut dan patuh kepada gurunya dari pada kepada orangtuanya. Masih teringat di benak kita bagaimana dulu, kata-kata guru adalah perintah. Tidak mau shalat, dibilang sama Buk guru, maka akan dengan cepat langsung dikerjakan, tidak mau membuat PR, dibilang sma Buk guru, maka secepat kilat dikerjakan. Bahkan jika jalan mencari PR pun berbeda tetap guru jualah yang di ikuti, walaupun hasilnya nanti sama. “Kata buk guru tidak seperti itu.” Dengan polosnya bibir-bibir kecil kita berujar.

Namun demikian, tidak sedikit pula guru yang dibenci oleh siswanya, tidak sedikit perkataan guru, dan tindakan guru yang membekas ke hati para siswanya dan membawa dendam ke seumur hidup mereka. Jika siswa tersebut menjadikan kata-kata guru itu sebagai motivasi, maka mereka akan berhasil. Terlepas dari apa perkataan gurunya ketika di ruang kelas. Misalnya, ada guru yang berkata, “Kamu tidak akan bisa menjadi dokter, jika soal begini mudah saja tidak bisa mengerjakan!” Nah, setelah 10 tahun  kemudian si anak membuktikan kepada gurunya tersebut, kalau dia berhasil menjadi dokter, dan menemui guru yang melukai hatinya dulu, dan menjadikan kata-kata guru tersebut menjadi motivasi. Ada juga kata-kata guru yang memang menghancurkan masa depan anak. Karena dengan kata-kata guru membuat dia jatuh dan merasa tidak dihargai.



Banyak anak-anak yang putus sekolah, dikarenakan salah satunya karena tidak senang dan nyaman dengan guru yang mengajarnya. Banyak guru yang hanya memvonis siswa tanpa tahu sebab siswa itu berbuat sesuatu yang di luar batas. Bahkan di tingkat SMP, yang notabene  semua adalah para remaja yang baru menginjak usia aqil balig, akan sangat banyak tingkah polah mereka dalam kesehariannya, yang menguji iman kita para gurunya. Jika kita sebagai guru tidak bisa mendidik dengan hati, maka rasanya tempat kerja sudah sebagai siksaan saja. Nah, sekarang bagaimakah cara kita menjadi seorang guru yang patut di tiru dan di gugu? Silakan tanyakan ke dalam hati masing-masing.

Terbit di Singgalang 

Tidak ada komentar