Membangun Karakter Peserta Didik
Membangun
karakter peserta didik
‘Tak ada Satupun yang Abadi di Dunia ini
kecuali Perubahan’
Sangat
sering kita dengar kata-kata mutiara di atas. Memang tidak ada yang abadi di
atas bumi ini kecuali perubahan. Tidak terkecuali kurikulum dalam dunia
pendidikan. Hampir setiap satu dekade bahkan kurang kurikulum di Indonesia
selalu berubah. Satu tujuan pemerintah dalam perubahan ini adalah untuk
perubahan bangsa ke arah yang lebih baik. Dalam sistem pendidikan di Indonesia,
tujuan pendidikan bersumber kepada falsafah bangsa Indonesia. Dan dari masa ke
masa dunia pendidikan di Indonesai sudah mengalami beberapa perubahan kurikulum,
mulai dari kurikulum 1947 sampai dengan sekarang kurikulum 2013.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Karena
itulah di dunia pendidikan ini diharapkan akan muncul manusia-manusia Indonesia
yang berkarakter.
Selanjutnya, Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan
nasional “berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi parameter utama untuk
merumuskan Standar Nasional Pendidikan.
Jika kita menilik penyebab kegagalan
pendidikan, ujung pangkalnya bisa terletak pada kurikulum. Kalau bangsa tidak
mampu bersaing dalam bidang tertentu dengan negara maju hal itu dikarenakan
kurikulum pendidikan kita belum mampu memberi bekal yang memadai kepada anak
didik untuk bersaing; kalau pejabat kita banyak yang korupsi hal itu disebabkan
karena kurikulum pendidikan kita belum memberi bekal kejujuran yang memadai;
kalau banyak siswa yang tawuran di jalanan, hal itu dikarenakan pendidikan kita
belum mampu memberikan karakter yang baik dsb. Maka sangat wajarlah kalau
kurikulum itu berubah sesuai dengan kemajuan zaman dan kebutuhan manusianya
sendiri.
Sudah hampir satu tahun penerapan
kurikulum 2013 di beberapa sekolah sasaran di Indonesia. Namun demikian masih
banyak keluhan, pro dan kontra yang masih terdengar dalam menyikapi perubahan
ini. Masih banyak pertanyaan yang terlontar, mungkinkah bisa kurikulum ini
diterapkan? Kenapa beban guru semakin berat dengan banyaknya penilaian-penilaian
yang harus diberikan? Mampukan kita merubah karakter peserta didik secara
langsung? Apakah tidak terlalu berat muatan kurikulum ini? Dan masih banyak
lagi pertanyaan – pertanyaan yang terlontar dari masyarakat maupun dari tenaga
pendidik sendiri.
Kurikulum
2013 mengedepankan dan mengutamakan perubahan sikap dan karakter pada penilaiannya.
Apapun pengetahuan dan keterampilan yang diberikan kepada peserta didik,
muaranya adalah perubahan sikap dan karakter ke arah yang lebih baik dari
peserta didik tersebut. Penerapan pendidikan karakter dalam kurikulum ini setelah
melalui pertimbangan matang berdasarkan kajian yang mendalam. Di tengah
masyarakat terdapat anggapan, bahwa hasil pendidikan hanya melahirkan anak
pintar, namun berperilaku tidak sopan, tidak peduli, kurang cinta pada tanah
air, dan cenderung radikal. Dengan begitu, pembelajaran di sekolah dianggap
lebih menekankan pada aspek kognitif atau pengetahuan saja. Sekolah juga
dinilai kurang menekankan peserta didik pada sikap untuk berbuat baik. oleh
karena itulah pemerintah mencanangkan gerakan pendidikan berbasis karakter
dengan harapan bahwa peserta didik tidak hanya memiliki pengetahuan tetapi juga
memiliki sikap dan karakter yang baik.
Pendidikan
karakter di sekolah tidak dengan penambahan mata pelajaran, namun dengan
mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum. Semua guru, kepala
sekolah maupun tenaga pendidikan yang lain bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan karater di sekolah masing-masing. Jadi, nilai-nilai
dalam pendidikan karakter diintegrasikan dalam mata pelajaran atau
pembiasaan-pembiasaan dengan beragam cara yang tepat. Untuk disiplin misalnya.
Anak diharuskan mengerjakan PR, datang tepat waktu, tidak menyontek, dan
sebagainya. Menurut Sukemi, Staf khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
bidang Komunikasi dan Media, kurikulum 2013 adalah konsep pendidikan dan
kebudayaan yang membangun karakter kejujuran bagi peserta didik. Karena dari
sisi kompetensi pengetahuan dan keterampilan mereka diajak mengembangkan
kreativitas, inovatif serta berpikir secara positif dalam rangka membangun
generasi Indonesai yang kuat dan tangguh untuk masa depan.
Pendidikan berkarakter pada
Kurikulum 2013, diharapakan akan mengubah wajah bangsa Indonesia untuk 10
sampai dengan 30 tahun ke depan. Apa harapan pemerintah dan pakar tentang hal
ini? Diharapkan setelah dijalankannya kurikulum ini tidak akan ada lagi
remaja-remaja yang anarkis, pejabat-pejabat yang korup dan perbuatan-perbuatan
yang bertentangan dengan hukum lagi. Kenapa? Karena ana-anak didik kita dari
awal telah dididik untuk menjadi seorang ndividu yang berkarakter positif.
Berkata santun, berlaku jujur, bertanggung jawab, bekerja keras, disiplin,
religius, terampil, aktif, kreatif dan masih banyak karakter posistif lainnya
yang akan ditanamkan dalam pelaksanaan kurikulum ini. Dalam kurikulum ini juga
tidak ada rengking dan juara dalam kelas, karena setiap individu itu adalah
juara di bidangnya masing-masing.
Melalui pendidikan yang bermutu
dengan penerapan kurikulum 2013 yang dilaksanakan secara bertahap, guru
dituntut kreatif bisa mengintegrasikan semua mata pelajaran sebagai
pembelajaran kepada peserta didik. Pada kurikulum ini digunakan pendekatan
ilmiah (scientific appoach), Para guru
harus bisa mengajak peserta didik untuk mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengolah informasi/mengasosiasikan, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan
materi sebagai implementasi pengetahuan pada kurikulum 2013. Peserta didik diharapkan
memiliki karakter kedisiplinan untuk saling menghargai, menghormati, serta toleransi
terhadap sesama dalam rangka ke Bhinekaan.
Memang hasil yang kita harapakan
tidak lah instan dan siap saji. Tidak mungkin merubah sikap negatif seseorang langsung
bisa berubah positif, namun butuh proses dan waktu. Perubahan karakter inipun
juga harus melalui kerjasama dari berbagai pihak. Yaitu keluarga, sekolah,
masyarakat dan pemerintah. Ke empat komponen ini harus saling bekerja sama
untuk perubahan anak bangsa ke arah yang lebih baik. Dengan penanaman
pendidikan karakter ini sejak dini, diharapkan untuk masa mendatang tidak ada
lagi orang-orang Indonesia yang korup, yang melanggar hukum, yang anarkis dan melakukan
perbuatan-perbuatan keji lainnya. Harapan kita untuk anak bangsa yang akan memegang
tampuk pemerintahan dan kemajuan bangsa 10 sampai dengan 30 tahun ke depan,
akan muncul juga para pejabat yang berkarakter, guru yang berkarakter, dokter
berkarakter dan semua aktifitas-aktifitas lainnya yang lebih berkarakter.
Sejauh
itu pemerintah memikirkan bangsa ini agar bisa bicara di pentas dunia. Jika
pemimpin dan rakyatnya sudah mempunyai nilai positif semua, apalagi yang harus
dirisaukan oleh bangsa ini. Semoga kita bisa bersama-sama mendukung program
pemerintah untuk pelaksanaan kurikulum 2013 ini. Mari kita ubah mind set kita demi kemajuan bangsa
bersama dan kemajuan para generasi penerus kita ke depannya. Namun jangan salah,
tugas para pendidik semakin berat, dari hal-hal terkecil yang dilakukan oleh
peserta didik harus dipantau langsung oleh pendidik. Tidak ada lagi istilah
cepat pulang kapan libur dan sebagainya tuk mengalihkan tugas. Maka dari itu
wajarlah jika ada tunjangan profesi bagi guru karena tugas mulia yang
diembannya. Semoga di masa depan akan muncul manusia-manusia Indonesia yang
berkarakter mulia.
Tidak ada komentar